Merindumu

Menggantikan tempatmu sebagai pahlawan keluarga kita bukan perkara mudah, ma. Mungkin tak pelu kurinci satu persatu pengorbananmu, yang selalu engkau sembunyikan ketika raga mu berkuasa.

Yang kami tahu, keluarga kita berbahagia, dengan perjalanan yang lurus lurus saja.

Satu hal yg menyayat hatiku, ketika aku membongkar benda-benda pribadimu untuk menatanya kembali dan menyimpannya dengan baik.

Sebuah buku kecil, bertuliskan tanggal dan angka-angka gula darahmu. Sering engkau bubuhkan catatan makanan apa yg sebelumnya kau makan. Aku mengingatnya, ketika engkau menyodorkan angka-angka itu padaku, terus terang aku acuh, dan aku justru takut engkau terobsesi dengan angka-angka itu, ma.

Air mataku mengalir deras tak tertahan. Kubayangkan betapa engkau bersemangat untuk kesehatanmu. Menahan sakit jarum periksa dan jarum insulin selama belasan tahun. Untuk kami, keluargamu, ma. Di benakmu, seorang ibu tidak boleh sakit, karena seluruh anggota keluarga bertumpu kepadanya.

Kami semua memang bertumpu kepada mu, ma.

Kuat, ma. Kami rindu cinta tak bersyarat itu. Kami rindu kasih tak bertepi itu. Rindu pelukmu, rindu cium mu, rindu hangat dekap mu. Rindu lembut jemarimu saat membelai kepala-kepala kami, seakan kami adalah bayi-bayi kecilmu. Kami merindu mu.

Leave a comment